Ulasan ini adalah kelanjutan dari kisah perjalananku di Lombok pada hari kedua. Kisah seru yang kualami di hari pertama dapat disimak di sini.
Adalah kebiasaan yang sudah menjadi rutinitas bagiku untuk membiasakan diri sebelum memulai kegiatan dengan mengkonsumsi teh herbal Liang Teh Cap Panda. Hal ini tentu saja perlu dilakukan untuk menghindarkan diriku dari bahaya panas dalam yang dapat mengganggu aktivitasku selama traveling.
Breakfast tea: Liang Teh Cap Panda |
Setelah kemarin menghabiskan waktu seharian di Gili Trawangan, di hari
selanjutnya aku ingin berkenalan dengan pantai yang tak kalah menariknya yang dimiliki oleh Lombok yaitu Senggigi. Pantai ini terkenal dengan pasirnya yang berwarna abu pekat kehitaman. Dari tempatku menginap di area walikota Mataram, membutuhkan waktu sekitar 20 menit untuk tiba di pantai yang juga memiliki berbagai pilihan hotel dan resort ini.
Pantai Senggigi (1) |
Sama halnya seperti di Teluk Nare, Pantai Senggigi ini juga merupakan starting point untuk para wisatawan yang hendak bertolak ke Pulau Gili. Jika kita hendak menyebrang melalui pantai ini, kapal yang ditawarkan adalah jenis kapal tradisional.
Pantai Senggigi (2) |
Kali ini destinasiku adalah melakukan snorkling di Gili Meno, pulau yang berada di tengah antara Gili Air dan Gili Trawangan. Gili Meno adalah pulau dengan wisata air paling indah diantara ketiga Gili yang ada. Karangnya masih hidup, tidak seperti yang ada di Gili Trawangan dan Gili Air. Wisata di dalam airnya sungguh sangat menakjubkan.
Namun sayang seribu sayang, sesampainya aku di Gili Meno, aku benar-benar lupa membawa kamera yang tertinggal di hotel. Padahal aku sudah berniat membawa kamera tersebut untuk memotret wisata air. Aku sempat berjanji pada diriku sendiri, apabila aku masih diijinkan kembali ke pulau tersebut, aku tidak ingin melewatkan kesempatan untuk memotret keindahan dalam airnya.
Fotoku setelah melakukan snorkling di Gili Meno |
Perlengkapan snorkling ini banyak disewakan di Pantai Senggigi maupun di Gili Trawangan. Harga peminjaman komplit (kacamata, life vest dan sepatu katak) adalah Rp. 75.000,-. Namun jika ingin pinjam per bagian, harganya adalah Rp. 25.000,- per bagian.
Dibandingkan dengan Gili Trawangan dan Gili Air, Gili Meno menang cenderung paling sepi pengunjungnya. Rata-rata para wisatawan berkunjung hanya untuk snorkling. Tapi bukan traveler sejati jika tidak menginjakkan kaki di pasir putih ala Gili Meno.
Touch down Gili Meno |
Setelah puas mengitari alam bawah air yang ada di Gili Meno, aku kembali lagi ke Pantai Senggigi untuk menanti sunset. Waktu yang tepat untuk menunggu moment ini adalah pada pukul 18.30 WITA. Sembari diperjalanan pulang, aku sempatkan untuk mengunjungi Bukit Malimbu untuk memotret diriku dari atas bukit.
Beruntung cuaca pada saat itu sangat bersahabat sehingga aku dapat menyaksikan keindahan sunset di Pantai Senggigi dengan mata telanjang.
Moment ini sungguh tak mungkin dapat kulupakan dalam rangkaian cerita hidupku. Tempat ini sungguh indah dan membuatku semakin bersyukur bahwa Indonesia memiliki tempat seindah ini.
Rangkaian cerita ini sebagai wujud keikutsertaanku pada Blog Contest "Travelogue Wisata Pantai di Indonesia" yang diselenggarakan oleh Liang Teh Cap Panda.
'LIKE' fanspage facebook Liang Teh Cap Panda dan juga follow twitternya di @CapPandaID karena banyak informasi menarik yang bisa didapatkan di sana.
Source: https://www.facebook.com/notes/liang-teh-cap-panda/blog-contest-travelogue-wisata-pantai-di-indonesia/733911136647959 |
*Dengan ini saya menyatakan seluruh tulisan dan gambar yang ada pada blog ini adalah benar merupakan milik saya pribadi yang saya ambil dari perjalanan wisata saya di tempat tersebut. Adapun gambar yang bukan merupakan milik saya, juga saya sertakan link dimana sumber gambar tersebut saya dapatkan.
Senang rasanya dapat berbagi cerita perjalananku selama di Lombok. Menang & kalah lomba urusan nomer 2. Oh ya, kalau ada waktu, sempatkan untuk merajut kisah di Pulau nan Indah ini ya! Aku yakin kamu tidak akan menyesal.
Sampai Jumpa!
Salam Pariwisata,
Aditha